Iklan

Admin
Senin, 09 Oktober 2023, 10.48 WIB
Last Updated 2023-10-10T12:12:37Z
NewsOpini

Ironi Pengembangan Destinasi Wisata Sumenep di Tengah Zaman yang Terus Bergerak

Read More
Advertisement

Ironi Pengembangan Destinasi Wisata Sumenep di Tengah Zaman yang Terus Bergerak



Blogsia Jurnal - Sumenep: Zaman terus bergerak, dan tentu saja, dalam proses pergerakan itu, ada saja yang tumbuh, ada juga yang tenggelam. Di Kabupaten Sumenep, telah banyak tempat-tempat wisata tumbuh. Dari sekian banyak tempat wisata yang tubuh itu, tak semuanya bisa terbaca dengan baik oleh orang luar Kabupaten Sumenep, bahkan dari penduduk Kabupaten Sumenep sendiri ada sebagian yang tidak tahu. Kenapa? Karena Pemerintah Kabupaten Sumenep belum secara aktif ikut serta mempromosikan keberadaan mereka. Tidak ada banner atau spanduk yang menyatakan keberadaan tempat wisata yang baru-baru itu. Bahkan, setiap event hiburan atau acara budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten, lebih sering ditempatkan di pusat kota. Kenapa? Ada banyak kemungkinan untuk menjawab pertanyaan singkat itu. Ada satu pendapat masyarakat yang bilang seperti ini: Bagaimana bisa menjual yang lain, kalau di ibu kota saja tidak laku buat orang luar Kabupaten? Ada juga yang bilang: Bagaimana orang luar bisa tertarik dengan Sumenep kalau infrastruktur yang bagus hanya ada di Ibu Kota Sumenep. Lalu, apakah benar yang dikatakan sebagian masyarakat Sumenep itu? Mari kita analisa.

Kita bisa ambil contoh, Pantai Lombang. Pantai ini sudah ada sejak dari dulu, mungkin sejak Kabupaten Sumenep masih dalam bentuk kerajaan. Tapi, hingga sekarang, tidak ada yang mampu mengubah pantai itu menjadi tempat yang diidamkan oleh orang luar Siapa yang sanggup bermalam dan tinggal di tempat itu berhari-hari, kalau malam gelap gulita? Baik, kita coba bandingkan Pantai Kuta yang ada di Bali. Pasti semua akan bilang, bahwa Pantai Lombang masih lebih baik. Tapi, kenapa tidak sebaik Pantai Kuta dalam mendatangkan wisatawan? Oke, mungkin Mungkin masalahnya ada pada kearifan lokal. Baik, kalau itu masalahnya, maka Pemerintah Kabupaten Sumenep bisa membuat regulasi yang tidak bertentangan dengan budaya lokal. Oke, anggaplah Pantai Kuta lebih tinggi drajatnya sehingga Pantai Lombang tidak pantas dibandingkan dengan Pantai sekelas Kuta. Kita Bandingkan saja dengan WBL (Wisata Bahari Lamongan). Apa kelebihan wisata di Lampongan itu? Coba searching di Mbah Google. Pada tempat wisata itu, ternyata banyak dibangun sarana-prasana yang mampu mendukung keberadaan pantai di lamongan itu. Apa saja? Silakan Pemerintah Kabupaten Sumenep datang dan pelajari sendiri ke sana. Atau kalau tidak mau repot, tinggal tengok di Google. O, ya, kita boleh juga bandingkan dengan Pantai Losari, Makassar. Apa saja kelebihan pantai itu? Saya rasa tidak ada, selain tempatnya saja yang ada di pusat kota. Tidak ada wahana bermain di lokasi terdekat dengan pantai. Tapi, kenapa orang-orang berbondong-bondong memilih tempat itu?

Baiklah, cukup dulu untuk membanding-bandingkan. Sebaiknya kita mulai menganalisa. Disadari atau tidak, semua pantai yang ada di luar sana, secara garis besar telah dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat. Sarana-prasana untuk mendukung keberadaan tempat pariwisata itu dijadikan prioritas untuk dipenuhi dan dikembangkan, dan selebihnya mereka tinggal melakukan promosi secara intensif dengan menggunakan berbagai media. Masalahnya sekarang, apakah Dinas Pariwisata Kabupaten Sumenep memiliki pegawai yang kompeten dalam pengembangan pariwisata? Saya yakin, tidak punya. Apa buktinya? Buktinya, Pantai Lombang tetap dibiarkan seperti itu-itu saja, hanya dibangun dan didandani sekadarnya. Ini baru Pantai Lombang, belum Selopeng, belum Pantai Sembilan, dan tempat-tempat wisata baru lainnya yang belum sempat terjamah oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep. Dengan potensi sebesar itu, bahkan lebih besar dari 3 Kabupaten lainnya di Madura, masih belum bisa menangkap peluang yang ada? Potensi sebesar itu pasti bisa mendapatkan pendapatan yang besar bagi Kabupaten Sumenep. Perekonomian masyarakat akan tumbuh dengan sendirinya jika hal itu dikelola dengan baik. Tetapi, inilah ironi yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sumenep. Bicara soal sarana-prasarana penunjang pariwisata, tentu akan dihadapkan dengan anggaran. Tetapi, kalau bicara soal prioritas dan kreativitas, makan anggaran bukanlah soal utama. Kita patut berterima kasih kepada Media yang membantu memasarkan pariwisata Sumenep.

Nah, bicara soal bagaimana meningkatkan pengunjung, kita punya sedikit tips nih. Boleh dipakai, boleh juga dibaikan.

Meningkatkan jumlah pengunjung dalam sebuah destinasi wisata bisa menjadi hal yang penting untuk mempromosikan pariwisata dan meningkatkan perekonomian lokal. Berikut beberapa trik untuk meningkatkan jumlah pengunjung di destinasi wisata:

1. Pemasaran yang Efektif: Gunakan strategi pemasaran yang efektif. Ini termasuk memanfaatkan media sosial, situs web resmi, iklan online, dan promosi melalui agen perjalanan atau platform pemesanan online. Pemasaran yang baik akan menjangkau audiens yang lebih luas.

2. Kemitraan: Bentuk kemitraan dengan bisnis lokal, seperti hotel, restoran, atau perusahaan lainnya, untuk saling mempromosikan. Diskon bersama atau paket wisata bisa menjadi cara yang baik untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

3. Acara dan Festival: Selenggarakan acara khusus atau festival di destinasi wisata Anda. Acara-acara tersebut bisa menarik perhatian wisatawan yang datang untuk mengikuti acara tersebut.

4. Infrastruktur dan Fasilitas: Pastikan infrastruktur dan fasilitas di destinasi wisata Anda memadai. Ini termasuk jalan, tempat parkir, toilet, dan lain-lain. Fasilitas yang baik akan membuat pengunjung merasa nyaman.

5. Pembangunan Berkelanjutan: Selalu pertimbangkan pembangunan berkelanjutan. Lindungi lingkungan alam Anda, karena kelestariannya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang peduli dengan lingkungan.

6. Kualitas Layanan: Pastikan layanan yang diberikan oleh para pelaku industri pariwisata lokal seperti pemandu wisata, restoran, dan akomodasi berstandar tinggi. Pengalaman yang baik akan membuat pengunjung ingin kembali dan merekomendasikan destinasi Anda kepada orang lain.

7. Kegiatan dan Aktivitas: Tawarkan berbagai macam kegiatan dan aktivitas di destinasi Anda, seperti trekking, olahraga air, tur budaya, dan sebagainya. Ini akan menarik berbagai jenis pengunjung dengan minat yang berbeda.

8. Informasi dan Promosi Lokal: Dapatkan dukungan dari pemerintah lokal dan organisasi pariwisata setempat. Mereka dapat membantu dalam promosi dan memberikan informasi kepada pengunjung.

9. Penelitian Pasar: Lakukan penelitian pasar untuk memahami kebutuhan dan preferensi wisatawan potensial. Hal ini akan membantu Anda menyesuaikan strategi pemasaran dan fasilitas destinasi Anda.

10. Ulasan Positif: Pastikan pengunjung memiliki pengalaman yang positif di destinasi Anda sehingga mereka akan memberikan ulasan positif di situs-situs ulasan perjalanan seperti TripAdvisor dan Google Reviews. Ulasan positif dapat menarik pengunjung potensial.

11. Paket Wisata: Tawarkan paket wisata yang menarik dan komprehensif, termasuk akomodasi, transportasi, dan aktivitas. Ini dapat memudahkan pengunjung dalam merencanakan perjalanan mereka.

Ingatlah bahwa meningkatkan jumlah pengunjung adalah proses yang memerlukan waktu dan upaya yang berkelanjutan. Penting juga untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan destinasi Anda sehingga pengunjung merasa puas dan ingin kembali.

Semoga ini bermafaat untuk kemajuan pariwisata Sumenep. Ingat, jangan baper ya! Jadikan setiap masukan adalah peluang untuk semakin semangat dan kreatif, bukan malah jadi beban pikiran dan perasaan. (*sh)