Iklan

Admin
Selasa, 28 November 2023, 14.53 WIB
Last Updated 2024-04-03T03:34:29Z
kawinkelelawarmamaliaSainsserotin

Kelelawar Serotin: Fenomena Kawin Unik dalam Dunia Mamalia

Read More
Advertisement

Kelelawar Serotin: Fenomena Kawin Unik dalam Dunia Mamalia




Kelelawar serotin, sebagai satu-satunya mamalia yang bisa terbang, telah menarik perhatian para peneliti dengan perilaku kawinnya yang luar biasa. Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Current Biology pada 20 November, para peneliti mengungkapkan bahwa kelelawar ini menunjukkan metode kawin yang sangat tidak lazim, lebih mirip dengan burung daripada mamalia lainnya.

Kelelawar serotin jantan memiliki penis yang sangat besar, hingga tujuh kali lebih panjang daripada vagina betina. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: bagaimana kelelawar ini dapat melibatkan alat kelaminnya yang besar dalam proses kawin tanpa penetrasi? Para peneliti, termasuk ahli biologi Nicolas Fasel dari Universitas Lausanne di Swiss, melakukan pengamatan intensif menggunakan video yang dikumpulkan di Pusat Rehabilitasi Kelelawar Ukraina dan loteng Gereja St. Matthias di Belanda selama beberapa tahun terakhir.

Dalam pengamatan mereka, terungkap bahwa kelelawar serotin jantan menggunakan penisnya untuk mengangkat selaput yang menutupi alat kelamin betina. Setelah selaput terangkat, mereka menekan penisnya ke vulva betina dan menahannya di sana, seringkali dalam kurun waktu yang lama, bahkan mencapai lebih dari 12 jam. Selama proses ini, bulu di sekitar vulva betina terlihat basah, diperkirakan sebagai efek air mani. Fasel dan rekannya juga mendapat saran dari ilmuwan lain bahwa titik basah tersebut menyerupai tempat ditemukannya air mani setelah kawin dengan spesies kelelawar lain.

Hal ini menarik perhatian ahli biologi evolusi, Patricia Brennan, dari Mount Holyoke College di Massachusetts. Brennan mengatakan bahwa fenomena ini membuka wawasan baru mengenai fungsi penis, selain hanya untuk penetrasi. Dia menekankan bahwa kelelawar memang memiliki strategi reproduksi yang sangat unik, seperti kemampuan kelelawar betina menyimpan sperma selama enam bulan dan kelelawar jantan yang memiliki duri di penisnya.

Fasel sendiri mengakui bahwa dalam dunia mamalia, kelelawar serotin menonjol sebagai makhluk yang paling aneh dalam kelompoknya. Penemuan ini membuka pintu untuk pemahaman lebih dalam tentang variasi strategi reproduksi dalam evolusi mamalia. Para peneliti berharap bahwa pengetahuan baru ini dapat memberikan wawasan tambahan mengenai kehidupan reproduksi mamalia, terutama pada spesies yang unik seperti kelelawar serotin.

Meskipun metode kawin ini lebih umum pada burung, penemuan ini menunjukkan bahwa mamalia juga memiliki keragaman besar dalam perilaku reproduksinya. Sebelumnya, kawin tanpa penetrasi seperti ini hanya ditemukan pada burung, dan kelelawar serotin menjadi satu-satunya contoh mamalia yang menunjukkan perilaku serupa. Implikasi dari temuan ini dapat melibatkan pemahaman lebih mendalam tentang teori evolusi reproduksi dan bagaimana spesies tertentu mengadaptasikan diri untuk meningkatkan peluang reproduksinya.

Dengan demikian, kelelawar serotin tidak hanya menarik perhatian sebagai satu-satunya mamalia yang bisa terbang, tetapi juga sebagai makhluk yang memperlihatkan strategi reproduksi yang luar biasa dalam dunia mamalia. Penelitian lebih lanjut tentang fenomena ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru yang lebih mendalam tentang evolusi dan diversifikasi strategi reproduksi pada mamalia. (as)