Iklan

Admin
Rabu, 13 Desember 2023, 14.00 WIB
Last Updated 2024-04-03T03:18:28Z
agus salimdiplomasiKhazanahkisahratu elizabethrokok kretek

Kisah Lucu Diplomasi Rokok Kretek KH. Agus Salim dalam Penobatan Ratu Elizabeth

Read More
Advertisement
Kisah Lucu Diplomasi Rokok Kretek KH. Agus Salim dalam Penobatan Ratu Elizabeth


blogsia.eu.org - Pada suatu waktu dalam sejarah, terjalinlah percakapan yang menarik tentang seorang tokoh besar Indonesia, KH. Agus Salim, dan Pangeran Philip. Kisah ini membawa kita ke saat-saat bersejarah di Buckingham Palace, di mana Agus Salim dan Sri Paku Alam keesembilan diutus ke Inggris untuk mewakili Presiden Soekarno dalam penobatan Ratu Elizabeth, istri Pangeran Philip yang naik takhta. Namun, di balik megahnya acara tersebut, terdapat satu peristiwa unik yang melibatkan rokok Kretek dan kecerdasan diplomasi Agus Salim.

Sebelum acara dimulai, Agus Salim telah diberi peringatan untuk tidak merokok selama jamuan tersebut. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat Agus Salim dikenal sebagai perokok aktif yang tidak pernah lepas dari rokok Kreteknya. Saat melihat Pangeran Philip lebih tertarik berbincang dengan bangsawan dan tokoh elit Inggris, serta mengabaikan tamu undangan dari negara lain, Agus Salim merasa perlu untuk mengambil inisiatif.

Dengan langkah mantap, Agus Salim mendekati Pangeran Philip sembari menyalakan rokok Kreteknya. Dengan tegas, ia bertanya apakah Pangeran mengenali aroma khas dari rokok tersebut. Sang Pangeran, dengan sopan, menjawab bahwa ia tidak mengenal aroma tersebut. Agus Salim menjelaskan bahwa itulah yang menyebabkan banyak bangsa berbondong-bondong datang ke negerinya.

Pangeran Philip pun tersenyum dan mengenang saat-saat para tamu kenegaraan dari seluruh penjuru negeri berkumpul. Meskipun pada awalnya tidak berniat untuk merokok, Pangeran Philip menyadari bahwa tindakan Agus Salim merupakan langkah diplomasi yang cerdik. Dalam konteks peristiwa tersebut, rokok Kretek menjadi alat untuk melepaskan Pangeran Philip dari lingkaran kelompoknya sendiri.

Kisah ini tidak hanya menggambarkan kepiawaian Agus Salim dalam diplomasi, tetapi juga mencerminkan keunikan interaksi antara dua budaya yang berbeda. Rokok Kretek, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Agus Salim, menjadi sarana untuk membangun jembatan komunikasi dan merentangkan tangan perdamaian di antara dua tokoh besar dari dunia yang berbeda.

Seiring berjalannya acara penobatan Ratu Elizabeth, Agus Salim dan Pangeran Philip terus berbaur dan bertukar pikiran. Agus Salim menceritakan tentang keindahan Indonesia, sementara Pangeran Philip berbagi kisah tentang Inggris. Mereka menemukan titik temu di tengah perbedaan mereka dan menciptakan hubungan yang lebih dari sekadar perwakilan diplomatik.

Melalui kecerdasan dan kebijaksanaan Agus Salim, hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris menjadi lebih erat. Rokok Kretek, yang pada awalnya hanya merupakan objek kebiasaan perokok, bertransformasi menjadi simbol perdamaian dan kerjasama antarbangsa. Kisah ini menunjukkan bahwa dalam dunia diplomasi, terkadang, kebijaksanaan dapat muncul dari tempat yang paling tidak terduga.

Seiring malam bergulir, tamu undangan dari berbagai negara terlibat dalam percakapan yang meriah dan penuh makna. Ratu Elizabeth, yang menyaksikan interaksi hangat antara Agus Salim dan Pangeran Philip, memberikan penghormatan khusus kepada kedua delegasi tersebut. Momen ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah dalam hubungan bilateral, tetapi juga menjadi landasan untuk kerjasama yang lebih mendalam di masa depan.

Dalam ingatan kita, kisah tentang rokok Kretek, Agus Salim, dan Pangeran Philip menjadi suatu simbol kebijaksanaan dan keunikan dalam menjalani hubungan diplomatik. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa, terkadang, sebuah tindakan sederhana seperti menyalakan rokok dapat menjadi katalisator bagi perubahan yang positif dan membangun jembatan di antara peradaban yang berbeda.

Kisah ini merangkum esensi dari diplomasi yang tidak hanya melibatkan pembicaraan formal di meja perundingan, tetapi juga interaksi personal yang hangat dan tulus. Sebuah rokok Kretek, dengan aromanya yang khas, berhasil membuka pintu dialog antarbangsa dan mengukir babak baru dalam sejarah hubungan diplomatik antara Indonesia dan Inggris. (as)