Iklan

Admin
Jumat, 16 Februari 2024, 20.14 WIB
Last Updated 2024-04-03T01:50:43Z
depresikehilangan ktpktpNewspemilu 2024tak bisa mencoblos

Depresi Berat Menimpa Seorang Warga Jakarta di Sumbawa Pasca Pemilu 2024

Read More
Advertisement
Depresi Berat Menimpa Seorang Warga Jakarta di Sumbawa Pasca Pemilu 2024



Blogsia.eu.org - Kehilangan Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah bencana bagi seorang warga negara, terlebih lagi ketika Pemilu datang. Hal ini terbukti dengan kasus yang menimpa seorang warga Jakarta, yang tinggal di Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kita kenal dengan inisial L (42 tahun). Akibat kehilangan KTP, L tidak dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada aspek praktis, tetapi juga pada kesehatan mental L. Menurut psikiater dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa, Dr. Komang Triana Arya, L telah didiagnosis menderita depresi berat karena tidak dapat mencoblos pada hari pemungutan suara yang berlangsung pada tanggal 14 Februari lalu.

"Dia mengalami depresi berat karena tidak bisa mencoblos pada hari pemungutan suara 14 Februari lalu," kata Dr. Komang Triana Arya.

Dr. Komang menjelaskan bahwa gangguan jiwa yang dialami L telah mencapai tingkat yang cukup parah, bahkan menyebabkannya berteriak-teriak pada hari pemungutan suara tersebut. Sehari sebelum pemungutan suara, L sudah dirawat di RSUD Sumbawa dan tidak dapat pulang ke Jakarta karena KTP-nya hilang.

Lebih lanjut, Dr. Komang menyatakan bahwa kondisi kesehatan L sedang membaik setelah mendapatkan perawatan intensif meskipun belum bisa pulang ke rumah. RSUD Sumbawa menyediakan layanan kesehatan mental 24 jam, dengan psikolog dan psikiater profesional siap membantu.

"Gangguan mental atau kejiwaan harus segera ditangani. Dampaknya dapat meningkat menjadi gangguan jiwa berat, bahkan psikotik, jika tidak segera ditangani," tambahnya.

Dr. Komang juga mengungkapkan bahwa jumlah pasien yang mengalami gangguan jiwa di RSUD Sumbawa cenderung meningkat, terutama setelah periode Pemilu. "Dalam satu bulan, kami menangani ratusan pasien. Belum diketahui secara pasti apakah ada peningkatan pasien pasca-pemilu, namun kemungkinan besar ada peningkatan," ungkapnya.

Kisah L menjadi peringatan akan pentingnya memiliki persiapan yang matang sebelum Pemilu, termasuk menjaga dokumen identitas dengan baik. Selain itu, juga menyoroti perlunya perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan mental masyarakat, terutama dalam menghadapi situasi-situasi yang menegangkan seperti Pemilu. (as)





Sumber: Kompas.com