Iklan

Admin
Selasa, 09 Juli 2024, 11.28 WIB
Last Updated 2024-07-09T04:28:08Z
NewsRegionalsemarangundip

Mahasiswa Undip Raih Juara Nasional dengan Inovasi Sistem Mina Padi Terintegrasi

Read More
Advertisement
Mahasiswa Undip Raih Juara Nasional dengan Inovasi Sistem Mina Padi Terintegrasi


Blogsia.eu.org - Tiga mahasiswa dari Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) berhasil menciptakan inovasi yang menggabungkan pertanian, perikanan, dan peternakan dalam satu sistem terintegrasi. 

Tim Inovasi Cerdas untuk Pengembangan Pertanian (ICEDEEP) ini berhasil meraih juara pertama pada kompetisi Social and Technology Innovation Challenge (SoTech) yang diselenggarakan oleh PT Pertamina Refinery Unit III Plaju Palembang bersama Yayasan Antara Djaya.

Inovasi yang dinamai Many Paddy ini dipimpin oleh Syaikha Butsaina Dhiya’ulhaq (mahasiswi angkatan 2020) bersama kedua rekannya, Malika Pintanada Kaladinanty dan Haliza Ramadiani (mahasiswi angkatan 2022), dengan bimbingan dosen Mohamad Endy Yulianto, ST, MT.

Kompetisi SoTech adalah kompetisi berbasis studi kasus di mana partisipan diberikan lima topik permasalahan terkait agrikultur yang dialami oleh pelaku kegiatan di area Banyuasin, Sumatera Selatan. Para peserta harus menyelesaikan masalah ini melalui inovasi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (kategori Teknologi) serta langkah pendampingan (kategori Sosial) yang dikembangkan.

"Rangkaian kompetisi SoTech dimulai sejak bulan Februari dan diikuti oleh 189 peserta dari 71 perguruan tinggi," kata Syaikha.

Dalam babak penyisihan 12 besar, setiap tim diminta untuk membuat prototipe inovasi dengan pendanaan SoTech senilai Rp2.000.000 per tim. Grand Final yang diadakan di Palembang Indah Mall digunakan untuk presentasi sekaligus simulasi hasil prototipe yang dikembangkan.

Menurut Syaikha, inovasi Many Paddy pada dasarnya adalah pengembangan dari sistem mina padi yang mengintegrasikan pertanian, peternakan, dan perikanan dalam tata letak yang baru, lengkap dengan penggunaan teknologi sensor bertenaga panel surya.

"Prototipe ini dibuat dalam skala pengecilan 1:500 dan mengintegrasikan sensor pH air kolam perikanan dengan sensor ketinggian air sawah," kata Malika. "Jika pH kolam perikanan turun di bawah 5, air akan dialirkan dari kolam menuju sawah untuk membantu memenuhi kebutuhan zat hara pada sawah."

Air akan dialirkan dari kolam ke sawah hingga ketinggian air di sawah mencapai 1,5 cm. Jika air sawah kurang dari 1 cm, air akan disuplai dari kolam ikan atau sumber air luar. Jika air sawah lebih dari 1,5 cm, sensor akan mendeteksi dan mengeluarkan air dari sawah hingga mencapai ketinggian optimal.

Prototipe ini juga dilengkapi dengan fermentor mini yang terletak di dekat kandang bebek untuk fermentasi feses ikan dan bebek yang dicampur dengan bahan lain selama dua minggu, yang kemudian digunakan sebagai pakan ikan.

"Dengan pengaplikasian dua sensor yang saling terintegrasi ini, diharapkan penggunaan air sebagai sumber daya utama dalam kegiatan agrikultural menjadi lebih tepat guna dan optimal," tambah Syaikha.

Dekan Sekolah Vokasi Undip, Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si, memberikan apresiasi tinggi terhadap capaian mahasiswanya. Ia menegaskan bahwa Sekolah Vokasi Undip berkomitmen untuk mendukung penuh mahasiswa dalam menunjukkan prestasi terbaik yang berdampak bagi masyarakat luas.

"Proyek ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi dan kolaborasi dapat menghasilkan solusi yang membawa dampak positif bagi petani, lingkungan, dan masyarakat secara keseluruhan," ujar Budiyono.


(bg)