Jumat, 11 April 2025, 23.30 WIB
Last Updated 2025-04-11T16:30:25Z
berita sumenep hari inidprd sumenepRegionalsumenepsumenep terkinitbctuberkulosisVirzannida

Cegah Penyakit TBC Sejak Dini, DPRD Sumenep Dorong Terapi Pencegahan dan Skrining Aktif

Cegah Penyakit TBC Sejak Dini, DPRD Sumenep Dorong Terapi Pencegahan dan Skrining Aktif



blogsia.eu.org - SUMENEP – Upaya menekan angka penderita tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sumenep terus didorong oleh berbagai pihak. 

Salah satunya datang dari Anggota Komisi IV DPRD Sumenep, Virzannida Busyro, yang mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam melakukan pemeriksaan kesehatan guna mencegah penyebaran penyakit menular tersebut.

Menurut Virzannida, TBC masih menjadi masalah kesehatan serius di Sumenep dengan jumlah kasus mencapai 551 orang. Dari jumlah itu, 27 kasus terjadi pada anak-anak dan 524 pada orang dewasa. 

Politisi muda dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menekankan pentingnya terapi pencegahan TBC dan pemeriksaan dini sebagai langkah krusial untuk cegah penyakit TBC menyebar lebih luas.

“Kalau ada batuk berdahak lebih dari dua minggu, berat badan turun, nafsu makan hilang, dan sering berkeringat di malam hari, segera periksakan diri ke Puskesmas atau klinik terdekat. Jangan tunggu parah,” ujar Virzannida, Jumat (11/04/2025), dikutip dari Pena Madura.

Ia menyayangkan masih adanya anggapan bahwa TBC adalah aib yang harus disembunyikan. Padahal, dengan pengobatan yang tepat dan pendampingan medis yang konsisten, penyakit ini bisa disembuhkan sepenuhnya. Terapi pencegahan TBC juga bisa dilakukan untuk orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita, sehingga risiko penularan bisa ditekan.

“TBC bukan momok menakutkan. Tapi kalau dibiarkan tanpa penanganan, bukan hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar kita,” jelasnya.

Komisi IV DPRD Sumenep sendiri berperan aktif sebagai mitra Dinas Kesehatan dalam menyukseskan berbagai program pencegahan, termasuk kampanye skrining dan imunisasi wajib. 

Salah satu bentuk nyata dukungan itu adalah dorongan terhadap pemberian imunisasi BCG sejak dini, yang merupakan bentuk awal dari perlindungan terhadap penyakit TBC pada anak-anak.

Virzannida mengapresiasi kerja keras para tenaga kesehatan dan kader anti TBC di lapangan yang terus melakukan deteksi dini dan edukasi kepada masyarakat.

Menurutnya, tingginya jumlah kasus yang terdeteksi bukanlah hal negatif, melainkan indikator bahwa sistem pelacakan kasus dan edukasi mulai berjalan efektif.

“Kalau kasusnya terdeteksi, itu tandanya kader kita bekerja. Mereka berhasil menjaring, mendata, dan mengedukasi masyarakat dengan baik,” tuturnya.

Ia berharap masyarakat tidak ragu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk terapi pencegahan TBC, serta tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat demi menciptakan lingkungan bebas TBC.

(*)
Advertisement
close