BLOGSIA.EU.ORG - Bermimpi menjelajahi kuil kuno di Kamboja, menyeruput kopi di kafe trotoar di Eropa, atau mendaki jalur yang memukau di Amerika Selatan, namun khawatir soal biaya? Kabar baik: melihat dunia tidak harus menguras rekening bank Anda.
Dengan perencanaan yang tepat, pengetahuan orang dalam, dan pola pikir yang fleksibel, Anda bisa menciptakan pengalaman perjalanan luar biasa sambil tetap menjaga keuangan Anda.
1. Pilih Destinasi yang Tepat
Faktor tunggal terbesar yang memengaruhi anggaran perjalanan Anda adalah pilihan destinasi. Nilai tukar mata uang, biaya hidup lokal, dan infrastruktur pariwisata semuanya memainkan peran penting dalam seberapa jauh uang Anda bisa bertahan.
Wilayah ramah anggaran yang menawarkan nilai luar biasa:
Asia Tenggara: Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Laos menawarkan pemandangan menakjubkan, budaya kaya, dan pengeluaran harian serendah Rp395.000 – Rp553.000 untuk wisatawan hemat.
Eropa Timur: Negara-negara seperti Polandia, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria menawarkan pesona Eropa dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan Eropa Barat.
Amerika Tengah: Guatemala, Nikaragua, dan El Salvador memiliki reruntuhan Maya, kota kolonial, dan keindahan alam yang spektakuler dengan harga ramah kantong.
Bagian dari Amerika Selatan: Bolivia, Ekuador, dan Peru menggabungkan petualangan, sejarah, dan budaya dengan biaya hidup yang terjangkau.
India: Sangat beragam dengan nilai luar biasa, terutama di luar pusat-pusat wisata utama.
Afrika Utara: Maroko dan Tunisia menawarkan budaya yang menarik, pengalaman gurun, dan garis pantai Mediterania tanpa harga ala Barat.
Alternatif destinasi untuk menghemat uang:
Alih-alih Paris yang mahal (rata-rata biaya harian Rp2.370.000+), cobalah Budapest, Hungaria (rata-rata biaya harian Rp948.000 – Rp1.264.000) untuk arsitektur yang memukau, pemandian termal, dan budaya kafe yang semarak)
Lewati Swiss (salah satu destinasi termahal di Eropa dengan Rp3.160.000+ per hari) dan coba Georgia (negara) sebagai gantinya (Rp474.000 – Rp790.000 per hari), menawarkan pemandangan pegunungan luar biasa, sejarah kuno, dan anggur kelas dunia.
Shoulder Season adalah periode waktu antara musim ramai dan musim sepi, atau biasa disebut musim sepi.
Menentukan waktu perjalanan dengan tepat dapat memangkas biaya sebesar 20 – 40% sekaligus meningkatkan pengalaman Anda melalui keramaian yang lebih sedikit dan interaksi lokal yang lebih otentik.
Musim sepi optimal per wilayah:
Eropa: April – Mei dan September – Oktober menawarkan cuaca menyenangkan tanpa keramaian dan harga musim panas.
Asia Tenggara: Mei – Juni dan September – Oktober menghindari musim wisata puncak namun tetap menawarkan cuaca yang cukup baik.
Karibia: Awal Desember dan April – Mei memberikan cuaca pantai dengan harga lebih rendah.
Amerika Selatan: Maret – April dan Oktober – November cocok untuk banyak wilayah.
Oseania: Maret – Mei dan September – November adalah waktu ideal untuk Australia dan Selandia Baru.
Tips waktu tambahan:
Teliti festival dan hari libur lokal, yang bisa menjadi pengalaman spektakuler atau periode mahal yang sebaiknya dihindari.
Periode libur sekolah hampir selalu disertai dengan harga lebih tinggi dan keramaian lebih banyak.
Tujuan bisnis sering kali memiliki tarif akhir pekan yang lebih rendah, sementara area resor bisa menawarkan diskon hari kerja.
Bahkan menggeser perjalanan Anda seminggu sebelum atau sesudah liburan besar bisa menghemat banyak.
Sebagai pengeluaran tunggal terbesar dalam anggaran perjalanan Anda, menguasai strategi pemesanan tiket pesawat dapat menghemat ratusan bahkan jutaan rupiah.
cara melakukan pemesanan penerbangan agar menghemat budget yaitu:
Gunakan alat perbandingan seperti Google Flights untuk menemukan rute optimal, lalu cek langsung di situs maskapai (kadang harga atau ketentuannya lebih baik).
Pasang notifikasi harga melalui layanan seperti Skyscanner, Hopper, atau Kayak.
Jendela pemesanan ideal adalah 1 – 3 bulan sebelum penerbangan domestik dan 2 – 5 bulan sebelum internasional.
Terbang hari Selasa dan Rabu sering kali lebih murah daripada Jumat atau Minggu.
Pertimbangkan bandara keberangkatan atau kedatangan yang berdekatan—kadang naik kereta 1 – 2 jam bisa menghemat ratusan ribu.
Teknik “hidden city ticketing” dan tiket open-jaw (masuk lewat satu kota dan pulang dari kota lain) kadang memberikan penghematan.
Strategi transit:
Transit 24+ jam bisa memberikan kesempatan mini-trip gratis.
Beberapa maskapai (seperti Icelandair, Turkish Airlines, dan Qatar Airways) bahkan menawarkan hotel gratis untuk transit lama.
Tips packing:
Membawa hanya koper kabin tidak hanya menghindari biaya bagasi (Rp474.000 – Rp948.000 per tas), tetapi juga memberi fleksibilitas lebih dengan transportasi dan akomodasi.
Investasi dalam packing cube dan perlengkapan ringan sangat berguna.
Akomodasi biasanya menghabiskan 25 – 40% anggaran perjalanan, tetapi alternatif kreatif dari hotel standar bisa menghemat uang dan memperkaya pengalaman Anda.
Pilihan akomodasi hemat:
Hostel: Tak lagi hanya untuk backpacker muda, banyak hostel modern menawarkan kamar pribadi dengan kamar mandi dalam dengan harga 40 – 60% lebih murah dari hotel setara.
Guesthouse & Homestay: Akomodasi yang dikelola keluarga memberikan pengalaman budaya dan penghematan, terutama di Asia dan Amerika Latin.
Sewa Liburan: Untuk menginap 3+ malam atau bepergian dengan rombongan, platform seperti Airbnb, VRBO, atau lokal lainnya sering kali lebih murah dan memberi akses dapur.
House-sitting: Situs seperti TrustedHousesitters menghubungkan traveler dengan pemilik rumah yang butuh penjagaan properti dan hewan peliharaan—akomodasi gratis sebagai imbalan tanggung jawab.
Work Exchange: Program seperti Workaway, HelpX, atau WWOOF menawarkan tempat tinggal (dan kadang makan) gratis dengan imbalan kerja sukarela 15 – 25 jam/minggu.
Tips pemesanan akomodasi:
Booking langsung setelah riset di platform besar—banyak properti memberi diskon untuk pemesanan langsung.
Untuk tinggal jangka panjang (seminggu+), kirim pesan ke host untuk negosiasi tarif bulanan yang bisa potong biaya 30 – 50%.
Lokasi penting: tinggal di pinggiran kota dekat transportasi umum sering kali lebih murah dan lebih otentik.
Pertimbangkan akomodasi dengan sarapan gratis.
5. Menghemat Biaya Makan
Makanan adalah bagian penting dari perjalanan, tetapi makan seperti turis untuk setiap kali makan akan cepat menguras anggaran Anda.
Strategi makanan hemat:
Pasar lokal: Kunjungi pasar tradisional, food court, dan toko grosir untuk bahan lokal dengan harga non-turis. Banyak pasar punya makanan siap santap cocok untuk piknik.
Street food: Seringkali paling lezat, otentik, dan terjangkau. Cari warung yang ramai dan bersih.
Masak makanan sederhana: Menyiapkan sarapan dan makan malam sesekali bisa memangkas anggaran makanan hingga 30 – 50%. Hostel dan sewa apartemen biasanya punya dapur.
Menu makan siang: Di banyak negara, restoran menawarkan menu makan siang jauh lebih murah daripada malam.
Rekomendasi lokal: Tanyakan ke staf penginapan, sopir, atau penjual di mana mereka makan, bukan dimana biasanya para turis makan
Jalan Kaki: Terdengar sederhana tapi justru lebih berkesan
Dengan berjalan, Anda bisa menemukan tempat-tempat menarik yang tidak terlihat dari dalam kendaraan.
Sewa Sepeda
Jika destinasi Anda cukup ramah untuk pesepeda (seperti Amsterdam, Copenhagen, atau Kyoto), menyewa sepeda bisa menjadi pilihan yang sangat efisien.
Penutup
Travel hemat bukan berarti sengsara. Ini soal membuat pilihan bijak yang sesuai prioritas. Dengan menghemat di hal yang kurang penting, anda bisa lebih menikmati hal yang benar-benar berarti bahkan memperpanjang perjalanan anda.
Siapkan ransel anda, rencanakan dengan cermat, dan berangkatlah dengan semangat petualang. Dunia terbuka luas dan anda tak butuh jadi kaya untuk menjelajahinya.
(*)