Sabtu, 12 April 2025, 14.08 WIB
Last Updated 2025-04-12T08:09:55Z
hewan purbarekayasa genetikSains

Punah 10.000 Tahun lalu, Serigala Ini Berhasil Dibangkitkan Lewat Rekayasa Genetik!

Punah 10.000 Tahun lalu, Serigala Ini Berhasil Dibangkitkan Lewat Rekayasa Genetik!


blogsia.eu.org - Para ilmuwan dari perusahaan Colossal Biosciences berhasil membangkitkan tiga anak serigala mengerikan (dire wolf) yang telah punah puluhan ribu tahun yang lalu dengan memanfaatkan DNA kuno, teknologi kloning, dan penyuntingan gen untuk memodifikasi gen serigala abu-abu sebagai kerabat hidup terdekat dari serigala mengerikan.


hasil yang didapat dari eksperimen ini adalah serigala dengan spesies hibrida yang secara penampilan mirip dengan spesies purba yang telah punah ini.


Colossal Biosciences telah berusaha ‘membangkitkan’ mammoth , dodo, dan harimau Tasmania sejak 2021, tetapi perusahaan tersebut sebelumnya belum mempublikasikan karyanya pada serigala yang mengerikan.


"Tonggak penting ini adalah yang pertama dari banyak contoh mendatang yang menunjukkan bahwa teknologi pemulihan kepunahan menyeluruh kami berhasil," kata Ben Lamm, CEO dari Colossal. 


Fosil serigala ganas dan DNA purba


Tim ilmuwan Colossal dan mitranya mengungkapkan bahwa mereka berhasil menyusun dua genom Aenocyon dirus (serigala mengerikan) berkualitas tinggi menggunakan DNA purba yang diekstraksi dari dua fosil spesies tersebut. Genom ini mencakup seluruh informasi genetik lengkap hewan purba.


Dalam penelitiannya, tim membandingkan genom tersebut dengan genom canid modern seperti serigala, jakal, dan rubah untuk mengidentifikasi varian genetik yang menjadi ciri khas serigala mengerikan, seperti bulu putih serta rambut yang lebih panjang dan tebal. Menurut rilis perusahaan, serigala mengerikan dan serigala abu-abu memiliki kesamaan DNA sebesar 99,5%.


"Kami tidak berusaha mengembalikan sesuatu yang 100% identik secara genetik dengan spesies lain. Sasaran kami dengan de-extinction adalah selalu menciptakan salinan fungsional dari spesies yang telah punah ini. Kami berfokus pada identifikasi varian yang kami tahu akan mengarah pada salah satu sifat utama ini," kata Beth Shapiro, kepala sains Colossal kepada CNN.


rekayasa gen untuk project de-extinction


Untuk mencapai tujuannya, perusahaan menggunakan teknologi CRISPR untuk mengambil varian gen tertentu pada serigala abu-abu dan menggantinya dengan ciri khas serigala mengerikan (dire wolf), menciptakan genom hibrida. 


"Secara genetik, ini 99,9% serigala abu-abu. Akan ada perdebatan di komunitas sains tentang berapa banyak gen yang harus diubah untuk menciptakan serigala mengerikan. Tapi ini lebih ke pertanyaan filosofis," kata Dalén sebagai Advisor dari Colossal.


"Hewan ini membawa gen serigala mengerikan, dan gen itu membuatnya lebih mirip dengan spesies purba daripada apa pun yang pernah kita lihat dalam 13.000 tahun terakhir. Ini sesuatu yang luar biasa."


Dalén, sebagai orang terlibat dalam analisis genom serigala mengerikan tetapi tidak ikut dalam proses kloning atau penyuntingan gen, menyebut karya para ilmuwan ini sebagai "lompatan besar" dibandingkan pencapaian sebelumnya.


"Mereka telah menghidupkan kembali fenotipe serigala mengerikan, dan dari analisis genom, anak serigala ini kemungkinan mirip dengan nenek moyangnya. Dalam arti itu, ini adalah serigala mengerikan(dire wolf)," tegasnya.


Penghentian kepunahan dan konservasi Satwa langka


Perusahaan Colossal berharap teknologi yang menciptakan serigala mengerikan (dire wolf) juga dapat langsung membantu spesies terancam punah. Michael Knapp, profesor anatomi di Universitas Otago, Selandia Baru, menyetujui bahwa teknologi Colossal berpotensi mendukung konservasi spesies terancam. 


"Selain menghapus mutasi berbahaya dari populasi, teknologi ini bisa memperkenalkan sifat yang membantu spesies langka beradaptasi dengan perubahan lingkungan," katanya.


Namun, Knapp mengingatkan keterbatasan teknologi: "Gen yang ditambahkan untuk membuat bulu lebih tebal mungkin memiliki fungsi lain yang tidak diinginkan. Selain itu, ekosistem asli spesies ini seringkali sudah punah."


Banyak kritikus berargumen bahwa dana besar untuk proyek de-kepunahan sebaiknya dialokasikan ke program lain. Mereka juga khawatir hewan pengganti (surrogate) bisa terancam selama proses ini. Namun, Christopher Preston, profesor filsafat lingkungan di Universitas Montana, menilai Colossal telah mempertimbangkan kesejahteraan hewan, merujuk pada fasilitas mereka yang luas dan dukungan dari American Humane Society.


"Colossal telah mengambil langkah hati-hati untuk meminimalkan konsekuensi genetik tak terduga dari penyuntingan gen, termasuk menghindari modifikasi berisiko," tambah Preston.


Namun, Preston mengatakan sulit membayangkan serigala yang mengerikan memainkan peran dalam suatu ekosistem yang ada saat ini, kata Preston. 


“Sulit membayangkan serigala yang mengerikan akan dilepaskan dan mengambil peran ekologis. Jadi, saya pikir penting untuk bertanya peran apa yang akan dimainkan oleh hewan yang lebih baru saat serigala mengerikan dilepaskan ke alam bebas.” tegasnya.


(*)


 

Advertisement
close