
BLOGSIA.EU.ORG - Meski pelaksanaannya tinggal hitungan hari, UTBK SNBT 2025 masih membuat banyak calon mahasiswa bimbang soal strategi.
Ujian ini akan dimulai pada 23 April dan berlangsung hingga 3 Mei 2025 tanpa sistem gelombang. Artinya, ujian dilaksanakan terus-menerus selama sepuluh hari penuh.
Di tengah persiapan teknis dan akademik yang padat, satu hal penting sering kali terabaikan, yaitu bagaimana cara memilih program studi dengan cerdas dan realistis, bukan hanya berdasarkan minat semata.
Wakil Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Bambang Sektiari, DEA, menegaskan pentingnya memahami dinamika seleksi dan keketatan jurusan sebelum menentukan pilihan.
Ia menyebut bahwa keketatan suatu program studi sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu jumlah peminat dan skor rata-rata peserta pada tahun sebelumnya.
“Semakin banyak pendaftarnya, semakin ketat seleksinya, sehingga peluang yang memiliki skor rendah semakin kecil,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa penting bagi calon peserta untuk menganalisis tren tahun lalu agar mereka bisa mengukur peluang secara realistis.
Sebagai gambaran, tingkat keketatan rata-rata di Unair berada pada angka delapan hingga sembilan persen. Bahkan, untuk beberapa program studi favorit hanya sekitar tiga persen. Itu berarti dari seratus orang pendaftar, hanya tiga yang diterima.
Dalam situasi seperti ini, menurut Prof. Bambang, strategi pemilihan prodi menjadi sangat krusial. Ia menyarankan agar calon mahasiswa tidak terpaku hanya pada jurusan yang sangat diminati.
“Sebaiknya pilih empat prodi dengan kombinasi yang strategis, yaitu prodi dengan keketatan tinggi, sedang, dan rendah agar peluang lolos lebih besar,” katanya.
Pendekatan ini memungkinkan peserta tetap punya peluang tinggi untuk diterima di PTN, meskipun bukan pada jurusan incaran utama.
Ia juga menekankan bahwa fleksibilitas merupakan bagian dari kecerdasan dalam mengambil keputusan penting seperti ini.
Dari sisi teknis pelaksanaan, UTBK SNBT 2025 juga menuntut kedisiplinan yang tinggi. Keterlambatan hanya ditoleransi maksimal selama tiga puluh menit dan peserta harus mengikuti aturan yang ketat. Di Unair, misalnya, peserta wajib mengenakan baju putih.
Selain itu, mereka dilarang memakai kaos oblong maupun membawa alat elektronik ke dalam ruang ujian. Hal-hal seperti ini sering kali dianggap sepele, padahal jika diabaikan dapat berdampak besar terhadap kelancaran pelaksanaan ujian.
Oleh karena itu, peserta wajib membaca dan memahami secara teliti seluruh ketentuan dari panitia pusat maupun dari kampus tempat ujian berlangsung.
Persiapan akademik tentu tetap menjadi hal utama. Namun, bukan berarti harus belajar tanpa arah. Melihat kembali skor minimum dari tahun-tahun sebelumnya dapat membantu peserta untuk menyusun target dan menyiapkan strategi belajar yang lebih tepat sasaran.
Dalam prosesnya, belajar juga tidak harus dilakukan dengan cara yang monoton. Menggabungkan metode seperti mengikuti bimbingan belajar, menonton video edukatif, serta mengikuti tryout online sangat dianjurkan agar peserta terbiasa dengan berbagai bentuk soal dan skenario ujian yang mungkin dihadapi.
Hindari kebiasaan belajar sistem kebut semalam karena tidak efektif dan hanya akan membuat tubuh dan pikiran lelah saat hari ujian tiba.
Selain itu, diskusi dengan guru bimbingan konseling atau orang tua juga penting untuk memastikan bahwa pilihan program studi sudah sesuai dengan minat dan juga peluang realistis. Kadang peserta terlalu yakin pada satu jurusan tanpa melihat kenyataan di lapangan.
Masukan dari orang-orang terdekat yang lebih berpengalaman bisa sangat membantu agar keputusan yang diambil tidak emosional dan terburu-buru.
Di balik semua strategi belajar dan teknis, Prof. Bambang juga mengingatkan bahwa kesiapan mental dan spiritual juga penting.
“Berdoa adalah modal dasar untuk percaya diri mengikuti UTBK SNBT 2025 dengan sukses,” ujarnya.
Bagi banyak peserta, percaya diri bisa menjadi penentu saat mengerjakan soal di bawah tekanan. Dengan usaha maksimal dan mentalitas yang kuat, peluang untuk berhasil akan jauh lebih terbuka.
Banyak peserta yang sebenarnya mampu secara akademik, tetapi gagal karena gugup dan kurang percaya diri saat hari ujian tiba.
Kesimpulan
UTBK SNBT 2025 bukan hanya tentang bisa mengerjakan soal, tetapi juga tentang bagaimana menyusun strategi, mengelola mental, disiplin dalam teknis, dan cermat dalam memilih jalur yang tepat. Persiapan menyeluruh adalah kunci.
Jangan hanya mengandalkan belajar keras, tetapi juga belajar cerdas. Peluang akan selalu ada bagi mereka yang tahu cara memaksimalkan kesempatan dan tidak takut untuk menyesuaikan langkahnya.
(*)